I remember what you wore on the first day
You came into my life and I thought
"Hey, you know, this could be something"
'Cause everything you do and words you say
You know that it all takes my breath away
And now I'm left with nothing
So maybe it's true
That I can't live without you
And maybe two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking two is better than one
I remember every look upon your face
The way you roll your eyes
The way you taste
You make it hard for breathing
'Cause when I close my eyes and drift away
I think of you and everything's okay
I'm finally now believing
That maybe it's true
That I can't live without you
And maybe two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking two is better than one
I remember what you wore on the first day
You came into my life and I thought, "Hey,"
Maybe it's true
That I can't live without you
Maybe two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking
I can't live without you
'Cause, baby, two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
But I'll figure it out
When all is said and done
Two is better than one
Two is better than one
You came into my life and I thought
"Hey, you know, this could be something"
'Cause everything you do and words you say
You know that it all takes my breath away
And now I'm left with nothing
So maybe it's true
That I can't live without you
And maybe two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking two is better than one
I remember every look upon your face
The way you roll your eyes
The way you taste
You make it hard for breathing
'Cause when I close my eyes and drift away
I think of you and everything's okay
I'm finally now believing
That maybe it's true
That I can't live without you
And maybe two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking two is better than one
I remember what you wore on the first day
You came into my life and I thought, "Hey,"
Maybe it's true
That I can't live without you
Maybe two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking
I can't live without you
'Cause, baby, two is better than one
But there's so much time
To figure out the rest of my life
But I'll figure it out
When all is said and done
Two is better than one
Two is better than one
when i watch the video again, i feel sorry for everything i've done wrong and now i'm thinking
two is better than one
Kemarin sembari menunggu latihan baca paritta yang tak kunjung mulai, saya membaca buku pinjaman dari tante saya, "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" karya Ajahn Brahm. Dan saya sungguh suka dengan buku ini, well, saya pikir saya akan membeli 1 yang sama persis dengan yang dipinjamkan pada saya ini.
Cerita pertama dalam buku ini sudah cukup menampar wajah saya *tamparan khayal* dan saya tersadarkan akan sifat bodoh itu. And it happened all the time.
Dua Bata Jelek
Singkatnya saja, saat itu Ajahn Brahm yang berencana membangun wihara, sangking tidak punya uangnya ia harus melakukannya sendiri. Ya, ia tukangnya. Ia mulai menyusun batu bata satu per satu dan menyemennya.
Kelihatannya gampang, membuat tembok dengan batu bata, tinggal tuangkan seonggok semen, sedikit ketok sana sini dan jadilah. Ketika ia sendiri yang membuatnya, bukan melihatnya saja, ia baru merasakan betapa saat diketok, batu bata itu malah miring sana miring sini dan kamu harus cepat mengembalikannya ke posisi semula sebelum semen mengering.
Itulah yang terjadi. Dengan segala kesabaran, ia menyelesaikan temboknya itu. Ia berdiri di baliknya dan mengegumi hasil kerjanya itu, barulah ia sadar, dua batu bata terpasang miring, dan saat itu semen sudah mengeras. "Mereka berdua jelek sekali, mereka merusak tembok saya"
Maka ia bertanya pada kepala wihara bolehkan ia merubuhkan tembok itu dan mengulangnya kembali, kalau perlu meledakannya sekalian. Tentu ide itu ditolak, alih-alih kepala wihara menyuruhnya untuk membiarkan tembok itu apa adanya.
Saat ia sedang membimbing tamu-tamu masuk dalam wiharanya, ia selalu mencegah mereka melihat dua batu bata itu. Ia tidak suka jika ada yang melihat tembok itu. Lalu suatu hari, kira-kira 3-4 bulan setelah ia membangun tembok itu, ia berjalan dengan seorang pengunjung dan ia melihat tembok itu lalu berkata, " Itu tembok yang indah!" dengan santainya.
"Pak", kata Ajahn Brahm, "apakah kacamata Anda tertinggal di mobil? Apakah penglihatan Anda sedang terganggu? Tidakkan Anda melihat dua bata jelek yang merusak keseluruhan tembok itu?"
"Ya, saya bisa melihatnya, dua bata jelek itu. Tapi saya juga bisa melihat 998 batu bata yang bagus."
Ajahn Brahm tertegun. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga bulan ia mampu melihat batu bata lainnya selain 2 bata jelek itu. Lebih dari itu, jumlah bata yang terpasang sempurna lebih banyak jauh ketimbang 2 bata jelek itu.
Betapa banyak orang memutuskan hubungan karena semua yang dapat mereka lihat dari orang lain hanyalah "dua bata jelek" itu. Berapa banyak di antara kita yang menjadi depresi dan ingin bunuh diri, karena yang kita lihat dalam diri kita hanyalah "dua bata jelek"? Pada kenyataannya, ada banyak, jauh lebih banyak, bata yang bagus, yang tidak kita lihat karena kita terlalu terfokus pada kejelekan yang ada. Dan terkadang, kita benar-benar berniat untuk menghancurkan sebuah "tembok yang indah".
Pada suatu hari, Ajahn Brahm didatangi tukang bangunan yang memberi tahu rahasia profesinya. " Kami para tukang bangunan selalu berbuat kesalahan," katanya, "tetapi kami bilang ke pelanggan bahwa itu adalah "ciri unik" yang tiada duanya di rumah-rumah tetangga. Lalu kami menagih biaya tambahan ribuan dollar untuk itu."